Minggu, 01 Januari 2012

Air Bagi Kehidupan Manusia

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi keperluan hajat hidup orang banyak dan mahluk hidup lainnya. Namun kita kadang tidak menyadari bahwa kelak air akan seperti minyak yang langka dan sulit untuk didapatkan, terutama air bersih. Pada masa sekarang krisis air bersih mulai merajalela di lingkungan sekitar kita. Selain itu juga menurunnya kualitas air. Hal ini diakibatkan adanya pencemaran oleh manusia melalui berbagai kegiatan. Kita seharusnya bersyukur, karena hingga sekarang kita masih bisa mengonsumsi air bersih untuk berbagai keperluan kita. Seperti halnya untuk mencuci, memasak, mandi, dikonsumsi untuk air minum dan lain-lain.
Sekarang keberadaan air masih melimpah di bumi ini, namun tak seharusnya kita menggunakan air seenaknya. Maka hendaknya menggunakan air seperlunya saja. Dan tidak menyalahgunakan fungsi air itu sendiri. Kita mungkin belum menyadari betul betapa penting dan berharganya air itu. Saya bisa merasakannya ketika terjadi kemarau panjang. Air di sumur mulai mengering. Pada saat itu lah saya berfikir merenung dan merasakan betapa berharganya air. Betapa sulitnya mendapatkan air bersih untuk minum, mandi, mencuci dan untuk memasak. Untuk mandi saja hanya 1 kali sehari kadang juga hatus mengungsi. Pakaian-pakaian menumpuk belum bisa dicuci karena untuk mandi dan minum saja kekurangan air. Untuk mencuci harus menimba sekuat tenaga. Dan juga untuk keperluan lain. Ketika saya menonton film tentang gambaran kehidupan manusia 100 tahun yang akan datang, saya merasakan kesedihan yang mendalam, melihat orang-orang yang kekurangan gizi, tanah menjadi kering sampai terjadi seperti retakan-retakan yang timbul pada tanah karena kekeringan dan kelangkaan air.
Selain itu, tidak ada satu tumbuhan pun yang hidup, semuanya mati, dan dari anak kecil hingga yang tua nampak sosok manusia yang tulangnya hanya berselaput kulit saja. Sungguh-sungguh kejadian yang sangat tragis. Anak-anak kecil yang masih berusia 9-10 tahun, namun wajahnya seperti berusia 70 tahun karena pada wajah mereka sudah mengeriput, hal itu terjadi karena kekeringan yang melanda dan tidak ada air sama sekali. Sungguh saya berfikir bagaimana jika saya ada diposisi yang seperti itu? Apakah saya tetep bisa bertahan hidup????? Maka dari itu, kita seharusnya bersyukur atas ni’mat yang telah Allah berikan kepada kita semua. Maka kita harus menjaga ni’mat tersebut dengan menjaganya, menggunakan air dengan seperlunya dan tidak mencemari air. Adanya krisis air yang terjadi adalah akibat dari ulah tangan manusia sendiri.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. ( Az-Zumar 39 : 21)”
Krisis air bersih, banjir ataupun yang lainnya, itu merupakan pelajaran yang diberikan Allah kepada manusia agar kita kita dapat berfikir atas semua yang telah kita lakukan,  Pencemaran merupakan salah satu faktor terbesar yang mengakibatkan degradasi air. Air bersih menjadi sangat sulit ditemukan karena air yang sudah tercemar dan tidak layak untuk kita konsumsi. Air bersih yang baik dan layak untuk dikonsumsi diantaranya yaitu tidak berwarna atau tidak keruh, tidak berasa, tidak bau, dan mempunyai pH 7.
Contohnya saja di FMIPA, terkadang kekurangan air. Disaat saya mau wudlu untuk melaksanakan sholat asyar, ternyata airnya hanya tinggal tetesan bahkan habis. Disaat itu saya sedang dikejar jam kuliah. Maka dengan cepat saya bergegas mencari air wudlu ditempat lain. Setelah itu kembali lagi ke MBA untuk melaksanakan sholat asyar. Disitu saya berfikir “ Ya Allah untuk bersuci dan wudlu saja, di sini kekurangan air. Bagaimana dengan urusan-urusan yang lain? Tapi saya bersyukur ditempat yang lain masih tersedia air. Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.
            Selain hal tersebut, saya merasakan pentingnya air bersih yang dikonsumsi untuk minum. Disaat saya sedang haus ataupun ketika mau berbuka dan ketika itu tidak ada air, maka setetes air pun akan sangat berharga. Ketika dulu belum ada pompa air, saya masih menimba di sumur untuk mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari. Untuk mencuci saja, saya hanya memerlukan 2 atau 3 ember air. Namun setelah adanya pompa dan keran. Sekarang air yang saya gunakan untuk mencuci pakaian mungkin 10 kali lebih boros dari sebelumnya. Hal itu sangat saya rasakan pada saat sekarang yang semuanya penuh dengan instan dan praktis. Seolah-olah kita kurang bersyukur atas ni’mat yang diberikan. Kita menginginkan semuanya itu serba mudah. Namun dengan kemudahan yang sudah ada, kita malah tidak memanfaatkannya dengan baik. Namun malah menggunakannya dengan seenaknya. Sekarang saya berusaha untuk kembali pada hal-hal yang pernah saya lakukan saat lampau. Meskipun dengan keran dan pompa,namun saya tetap menggunakan air secukupnya untuk mencuci dan untuk keperluan yang lainnya.
Karena prinsip dari hidup saya adalah “ everyhing can be start from our self , and be your self ”. Dengan memulai segala sesuatu dari diri kita sedikit, meskipun sedikit namun jika dilakukan secara continue maka akan memberikan dampak terhadap lingkungan, meskipun tidak secara langsung. Hal itu belum seberapa jika dibandingkan dengan semua nikmat yang telah Allah berikan kepada semua makhluk-Nya. Maka dari itu, kita harus memperbanyak berdzikir untuk sealu mengingat Allah, dan lebih banyak bersyukur atas nikmat-Nya dengan menjaga, melestarikan dan memanfaatkan semua yang telah diberikan pada hal-hal yang positif.

1 komentar: